Senin, 04 Juli 2011

PART III

Hari itu, merupakan hari kedua pertemuan kami belajr tajwid di mesjid qasbah tunis, kami cuma bertiga, saya, kawan dan sang ustaz. Seperti biasa kami mulai belajar setelah shalat magrib, namun hari ini agak sedikit berbeda, karena sang imam mesjid menyediakan kami air minum dan mushafh dengan riwayah qalun an nafi’ al madany.

Setelah Ustaz kami membaca doa bersama-sama, ( doa yang sering dibaca ketika belajar alquran) rabbisyrahli shadri wayassirli amri wahlul uqdatan min lisani yafqahu qauli, rabbi zidni ilman war zuqni fahman. Allahumma ‘allimni kitabak, wa farrijbihi an qalbi. Allahummaj’alna mimman yahfadhul quran wa mimman yatadabbarunal quran.. bihaulika wa quwwatika ya arhamarrahimin,,ya arhamarrahimin ,,ya arhamarrahimin.. kemudian membaca surah alfatihah.

Setiap kali mulai belajar alquran, kami selalu membaca doa tersebut.inilah doa yang sering dibaca oleh masyarakat Tunisia ketika belajar alquran, karena telah menjadi ‘urf   ( istilah dalam usul fiqih yang maknanya hampir sama dengan ‘adah) orang Tunisia.
Seperti biasa, pelajaran pertama adalah mengulang surah alfatihah bersama- sama yang kemudian baru dibacakan oleh ust dan diikuti oleh kami setelah ustaz membacanya. Sang ustaz membaca tiga kali dan dengan metoda attahqiq ataupun lambat karena dalam membaca alquran ada tiga istilah yang digunakan oleh ulama qiraat yaitu attahqiq (lambat) ,attadwir (sedang ) alhadru (cepat atau tartil). Tujuan ustaz membaca dengan attahqiq adalah agar kami lebih mudah dalam memahami dan lebih cepat menguasi makharijul huruf, mengucapkan harakat (tanda baris) dengan benar.

Alasan ustaz membaca tiga kali adalah, agar kami pada bacaan pertama menyimak bacaannya di mushhaf, bacaan kedua agar kami menyimak bacaannya dengan memerhatikan mulut sang ustaz, karena dengan memerhatikan mulut, kita tahu bagaimana cara mengucapkan huruf itu dengan sempurna, dan ini juga salah satu metoda yang digunakan oleh imam qalun (allahu yarhamhu rahmatan wasi’ah) di usianya yang tua, karena pendegarannya tidak begitu bagus lagi ( muhadharah ushul fiqh di ruang ibnu asyur bersama prof, Hisyam Grisyah). Dan bacaan pada bacaan yang ketiga kami memerhatikan kedua-duanya.

Inilah adalah pelajaran baru yang saya dapatkan di Tunisia, yang alhamdulilah hasilnya lumayan memuaskan, walaupun masih jauh dari harapan..hehe.Dengan memerhatikan mulut sang ustaz, kita tahu bagaimana cara mengucapkan huruf dan harakat itu dengan sempurna. Dulu saya menganggap makaharijul huruf dan harakat itu sangat mudah dan gampang untuk dipelajari, ternyata tidak, tidak cukup waktu 2 tahun untuk benar-benar menguasainya, Ustaz saya saja yang orang arab asli, belajar qiraat selama 21 tahun, ya masya Allah,, lama kan?  Apa lagi kita???????????????? Hehe

Kita berikan contoh bahwa harakat itu tidak gampang, Dalam alquran itu ada tiga baris, pertama fatah, kedua kasrah dan ketiga dhammah. Nah ketiga baris ini ada metode tersendiri cara membacanya dan tidak semua huruf itu ketika kita mengucapkannya mulut kita itu bentuknya sama, contohnya fatah, baris fatah yang berarti munfatih yang artinya ketika kita mengucapkan huruf yang berbaris fatah, mulut kita terbuka, dan terbukanya mulut ini sesuai dengan huruf, katakanlah kita mengucapkan huruf قَ ضَ طَ خَ صَ غَ  رَ  . huruf-huruf ini ketika kita mengucapkan nya, mulut kita terbuka akan tetapi agak sedikit mereng terserah mau mereng kiri ataupun kanan, kalua tidak, fatahnya huruf-huruf tersebut tidak akan sempurna bahkan lebih condong ke o ( ro,sho gho,qo, dho tho, kho )yang sering kita dengar,,,hehe padahal salah,,nah pada guruf a (اَ)  dan huruf lainnya barulah mulut kita terbuka tanpa mereng,,hehe,,, 

Kawan-kawan,,ternyata baris dhammah itu juga susah lo ngucapin nya,,dalam pengucapan dhammah itu, mulut kita harus monyong kedepan,,hehe,,bahkan ada eberapa huruf yang monyongnya harus sangat kelihatan, sperti قُ طُ  مُ رُ  dan beberapa huruf lainnya, ada juga yang mulut kita agak mereng seperti ضُ  dan ada jug ayang munyongnya biasa-biasa saja, intinya, setiap huruf itu akan diucapkan dengan sempurna bila kita telah memahami dan menguasai betul makharijul huruf,sifat-sifat huruf dan juga harakatnya.
Sedangkan kasrah, dia tidak begitu susah, karena dianya itu ketika kita mengucapkannya kasrah mulut kita terbuka, dagu kita agak turun kebawah artinya, kalau fatah mulut terbuka yang  arahnya keatas sedangakn kasrah arahnya kebawah,,allahu a’lam.

Itulah pelajaran yang kami focus pada hari itu, kemudian kami tutup dengan membaca doa majlis, pertemuan berikannya, saya tidak bisa hadir,karena beberapa alasan, begittu juga dengan kawan saya, dia jugak gak bisa hadir,,hehe
Dua hari kemudian, kawan saya bertemu dengan sang ustaz di mesjid azzaitunah. Mereka berbicara banyak hal namun tidak belajar. Sesampai kawan dirumah, dia langsung masuk ke kamar saya dengan nafas ngos-ngosan dan raut wajah yang ketakutan,,.hehe,,emang apaan?? Hehe
Di langsung berkata,,Alhamdulillah kal, Allah masih melindungi kita. Napa bang? Tanya aku… gini, ka nada di mesjid tu,tukang iqamat..ternyata dia tu mata-matanya pemerintah, jadi dia melaporkan kita pada polisi, alhamdulilah kemaren kita tidak datang,, sapa bilang bang? Tanya saya keheranan… tadi saya jumpa ustaz abdul qadir di zaitunah,, diceritain sama beliau,, ternyata orang yang suka qamat itu, mata-mata,, sampai-sampai syeikh shalah diminta untuk datang ke pos polisi, alhamdulillah beliau membela kita, beliau bilang “mereka tidak ngapa-ngapaen kok, mereka cuma belajar al quran,,apa salahnya sih??”...alhamdulilah kita tidak jadi datang kal, kalau tidak gak tau dah apa yang terjadi,,kata kawan saya lagi… saya bener takut kal,,gak tau dah kedepannya gemana,,tutur kawan saya,,bang,,ane lebih takut bang (kata saya),,

Ini adalah cobaan yang sangat besar bagi saya, karena kalau sempat dipanggil sama polisi, allahua’lam dah,gak tau apa bakal terjadi, bisa2 saya pulang pakek tiket gratis alias dipulang kan itu pun setelah dipenjara terlebih dahulu..na’uzubillah,, 
Karena, dulu semasa pemerintah dahulu ( sebelum reformasi) gak boleh kumpul2 dimesjid meskipun belajar alquran kecuali di mesjid azzaitunah,,mereka takut kalau ada yang berkumpul di mesjid itu  bakal membuat organisasai dan akan melawan pemerintah. Sebenarnya dari awal pertemuan saya ada sedikit keraguan untuk belajar diqasbah, tapi dengan bismillah keraguan itu hilang,,,
Setelah kejadian itu, saya trauma…lama gak ikut pengajian,, dua bulan kemudian semangat saya mulai muncul kembali untuk belajar bersama ustaz, namun, kali ini tidak di qasbah akan tetapi di zaitunah,,,
Bagaimana kisah selanjutnya,,ikuti terus di part berikutnya,,hehe,,sorry udah ngantuk ne,,,hehe
Nastaudi’ukumullah




2 komentar:

habibi daeng mengatakan...

wah ini diye nih bacaan yang sangat mantap. ga bisa ke sana belajar tajwid, lewat postingan ini, Alhamdulillah, cukuplah dulu, hehehe apalagi diriku yang ikut mengajar ngaji di langgar,, syukron katsir ya akhy. . . I'll always be your reader of your post :)

haikal sulaiman mengatakan...

wah,,ane ne gak ada apa2 nya akh..ini sebenarnya pengalaman belajar aja,,hehe
insyallah kita sama2 belajar.. la syukran ala wajeb ya akhunal kiram,,